Literasi dan Produktifitas Hidup

        Literasi dan Produktifitas Hidup
                   Oleh: Siti Rodi’ah

          Literasi identik dengan aktivitas menulis dan membaca. Aktivitas menulis perlu didukung oleh pengalaman seseorang dalam membaca berbagai referensi. Melalui pengalaman membaca, maka seseorang akan memiliki bahan untuk ditulis. Hal ini disebut sebagai ide. Tentu di dalam bahan bacaan tersebut, seseorang akan mengetahui banyak kosakata yang sudah diketahui, sehingga dia bisa mahir untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Atau ia akan mengetahui berbagai kosakata baru, sehingga dapat menambah perbendaharaan kata yang dijadikan bahan untuk menulis. Sedangkan sumbangsih dari aktivitas menulis adalah seseorang akan mampu menuangkan gagasan, atau ingatannya setelah membaca buku maupun sumber bacaan lainnya. Dan pengetahuan yang diingat akan diikat dalam tulisannya sendiri dengan menggunakan bahasanya sendiri. Output dari kedua aktivitas tersebut adalah menghasilkan suatu produk yaitu karya. 

       Saat ini, saya masih menikmati masa pengangguran di rumah. Sebenarnya bisa dikatakan benar atau salah. Dikatakan benar bahwa saya pengangguran adalah belum memiliki instansi kerja. Dan dikatakan salah bahwa saya bukan pengangguran adalah banyak aktivitas sebagai ibu di rumah yang tidak ada tanggal merah. Hal ini sesuai dengan pandangan masing-masing bahwa saya berada pada posisi yang mana untuk saat ini. Hehehe….Tentu, dimasa-masa yang ambigu ini banyak waktu longgar di rumah. Setelah selesai memasak, bersih-bersih rumah, dan menjemput anak sekolah, tentu saya pun berhadapan dengan yang namanya “waktu longgar”. Saya tidak mempunyai tugas sekolah maupun urusan pekerjaan. Posisi seperti ini akan menjeremuskan saya pada aktivitas yang kurang produktif, seperti main game, aktiv di media sosial (facebook maupun instagram), menonton TV, melamun, atau bahkan gibah. Sehingga, penggunaan waktu longgar tersebut harus saya gunakan untuk aktivitas produktif. Agar kehidupan saya semakin terarah dan bermakna.  

        Salah satu aktivitas yang memberikan arah terhadap kehidupan saya adalah literasi. Saya mengenalnya sejak kuliah di bangku Magister semester 2 oleh Bapak Ngainun Naim. Walaupun sejak perkuliahan sarjana, saya sudah mengenal literasi yang ditunjukkan dengan pengerjaan makalah. Aktivitas tersebut syarat dengan membaca berbagai referensi, serta menuliskan ide atau gagasan ke dalam tulisan yang terstruktur yaitu makalah. Tetapi, secara spesifik, saya mengenal literasi saat mengikuti perkuliahan Sejarah Pemikiran Islam yang diampu oleh Bapak Ngainun Naim. Yaitu melalui grub kelas yang dibina oleh Beliau. Mulai dari pengenalan tulisan sederhana hingga tulisan yang syarat dengan ilmu pengetahuan. Motivasi pun Beliau curahkan kepada saya dan kawan-kawan di grub untuk berani menulis dan mengirimkannya di Grub. Hingga perlahan-lahan semua anggota memberanikan menulis dan mengirimkan di grub. Tentu, dari proses ini lah yang mengantarkan saya hingga titik ini.

         Literasi telah memberikanku arah hidup yang produktif. Terlebih saya memiliki kawan yang sama-sama berkecimpung di dunia aksara ini, tentu memberikan motivasi eksternal bagi saya untuk berkarya. Walaupun karya yang saya hasilkan belum banyak dan masih sangat sederhana dan sedikit. Seperti tulisan sederhana di blog, antologi buku, dan artikel ilmiah. Saya masih banyak belajar lagi untuk menghasilkan karya. Karena produk dari literasi adalah karya. Melalui karya ini lah memberikan semangat baru bagi kehidupan ku untuk produktif dalam menjalani kehidupan.  

       Sumbangsih produktifitas hidup dari literasi cukup besar bagi saya. Hal ini terkait penggunaan waktu longgar yang harus saya arahkan pada hal yang produktif. Dalam sehari, saya harus meluangkan waktu untuk membaca dan menulis. Selesai urusan rumah tangga, saya gunakan waktu di depan laptop sambil mendengarkan musik. Dan sebelum maghrib, saya gunakan waktu untuk membaca buku. Bahkan buku yang menjadi project saya untuk waktu tertentu, saya taruh di sembarang tempat. Tujuannya adalah jika ada waktu longgar, saya mudah membaca buku tanpa harus mencari di tempat buku. Tentu, aktivitas yang longgar dengan diisi hal yang produktif, akan memberikan arah kehidupanku lebih produktif. Walaupun dalam prakteknya, saya banyak menjumpai berbagai kendala dalam menggunakan waktu waktu longgar untuk berliterasi.

        Literasi dan produktifitas hidup mengarah pada hubungan sebab akibat. Melalui aktivitas literasi akan berakibat kehidupan lebih produktif. Tentu, hal ini perlu didukung dengan project yang jelas. Misalnya, dalam satu minggu harus menghasilkan tulisan di blog, selanjutnya dalam kurun waktu satu atau dua bulan harus menulis artikel ilmiah, dan lain sebagainya. Melalui project yang jelas dan terarah ini, maka waktu satu hari ini pun kita dapat memanfaatkannya sebaik-baiknya. Sehingga, waktu yang kita habiskan dalam sehari dapat terjadwal dalam aktivitas yang produktif melalui literasi.  

        Produktif dalam berliterasi tidaklah mudah. Butuh suatu komitmen yang harus dilakukan secara ajeg untuk mencapai target atau project yang telah disusun. Saya pun sulit untuk berkomitmen berliterasi secara ajeg. Apalagi dihimpit oleh aktivitas yang padat, tentu sulit untuk meluangkan diri untuk menulis atau membaca buku. Dan kontribusi dari sebuah komitmen berliterasi secara ajeg adalah dapat tercapainya project sehingga produktif dalam berkarya. Ya, aktivitas ke ajegan tersebut akan membuahkan banyak karya. Baik berupa tulisan sederhana yang dapat diunggah di blog, artikel ilmiah, bahkan buku. Karena tidaklah mungkin karya akan muncul dengan sendirinya tanpa ada aktivitas literasi secara ajeg yang dapat terhimpun menjadi kumpulan tulisan yang membentuk karya.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Pembelajaran Daring Berbantuan LKS Berbasis Tugas Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis"

Kolaborasi dengan Suami Saat Weekend

7 Hari di Tulungagung