Kolaborasi dengan Suami Saat Weekend

    Kolaborasi dengan Suami Saat Weekend
                         Oleh: Siti Rodi’ah

Weekend adalah hari di akhir pekan, dimana seseorang tidak bekerja. Umumnya jatuh pada hari Sabtu dan Minggu. Weekend adalah hari yang tepat untuk metime bersama keluarga. Dimana, pada hari Senin hingga Jum’at seluruh anggota keluarga disibukkan dengan kepentingan masing-masing. Seperti, sekolah, bekerja, kuliah, dan berbagai aktivitas lain yang menghabiskan banyak waktu di luar rumah. Tentu pada hari efektif tersebut, akan kesulitan bagi anggota keluarga untuk berkumpul bersama. 

Sebut saja suami saya yang bekerja di Pabrik. Sedangkan lokasi pekerjaannya berada di luar kota yaitu Sidoarjo. Tentu, setiap hari saya dan anak tidak dapat bertemu. Beliau libur pada hari weekend yaitu Sabtu dan Minggu. Di hari weekend ini saya dan anak dapat berjumpa dengannya. Momen ini paling ditunggu oleh kami. Lima hari kami harus berpisah sebentar. Tentu, rasa kangen tak dapat untuk disembunyikan bagi saya, anak dan suami. 

Saat hari efektif, saya pun memiliki aktivitas di luar rumah yaitu memberikan bimbingan belajar terhadap anak sekolah di jenjang SMP. Yaitu pada hari selasa hingga jum’at. Selain aktivitas di luar rumah, saya juga sebagai Ibu rumah tangga yang memiliki berbagai tanggung jawab di rumah. Seperti, mengurus anak, membersihkan rumah, mencuci baju, masak, dan lain sebagainya. Tentu, terbayang sudah jika suami tidak ada di rumah setiap hari, aktivitas tersebut saya lakukan sendiri. Walaupun untuk urusan masak, saya berkolaborasi dengan mertua, tetapi untuk urusan lain saya sendiri yang melakukannya. Karena sudah menjadi tanggung jawab sebagai istri dan juga Ibu. Peran ini saya nikmati dan jalani.

Hari Jum’at seakan tenaga sudah berada di titik terendah saja. Karena sudah terkuras pada hari-hari sebelumnya. Dimana, aktivitas saya sebagai Ibu rumah tangga dan guru les menyita banyak waktu dan tenaga. Ya, di hari efektif itu lah saya mencoba menjalani secara mandiri. Mulai dari menyiapkan anak sekolah, menjemput anak, membimbing anak belajar, memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, memberikan bimbingan belajar dari rumah ke rumah, dan lain sebagainya. Tak heran jika hari Jum’at yang merupakan hari terakhir di akhir pekan ini tenaga saya sudah mulai menurun.

Hari Weekend adalah waktunya saya berkolaborasi dengan suami. Ya, kolaborasi untuk urusan pekerjaan rumah tentunya. Kebetulan hari sabtu yang berlangsung secara tiga minggu ini saya ada acara pelatihan kepenulisan buku bahan ajar yang dilaksanakan secara online. Melalui aplikasi zoom saya dapat mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh. Tentu, peran suami sangat essensial pada situasi ini. Melalui kolaborasi bersama beliau, situasi lebih efektif.

Saat saya ada agenda pelatihan, tentu ada berbagai pekerjaan rumah yang harus saya selesaikan. Saya bersyukur suami memahami akan kerepotan saya. Setelah anak berangkat ke Sekolah, saya pun harus memasak. Suami membantu saya di dapur. Saya pun terbantu akan keberadaannya di waktu Weekend ini.  

Saya mengikuti pelatihan kepenulisan secara virtual setiap hari Sabtu hingga tiga pekan. Tepatnya jam setengah 10 hingga selesai selama tiga pekan ini. Ya, setiap hari Sabtu ini saya harus meluangkan waktu di sela-sela kerepotan pekerjaan rumah tangga untuk mengikuti acara yang penting. Saya sudah memberitahukan kepada suami akan hal ini. Alkhamdulillah suami memahami saya. 

Saya pun tidak terbebani dengan pekerjaan rumah tangga saat mengikuti pelatihan kepenulisan. Ada teman kolaborasi di rumah. Saat saya memasak, beliaulah yang membantu saya. Saya harus meninggalkan dapur sekitar jam 9. Karena untuk persiapan membutuhkan setengah jam. Mulai dari mandi, menyiapkan ruangan, hingga sarapan. Walaupaun saat itu saya belum selesai memasak, tetapi sudah ada makanan yang dapat saya makan untuk sarapan. Untuk urusan dapur, selanjutnya saya pasrahkan kepada suami. Mulai dari menggoreng lauk, menunggu sayur matang, hingga mencuci berbagai peralatan dapur yang kotor. Sungguh kolaborasi ini menjadikan pekerjaan saya lebih ringan. Saya pun dapat konsentrasi dalam mengikuti pelatihan tersebut.

Saat saya keluar ruangan, terlihat lantai tampak bersih. Ya, suami sudah menyapu dan mengepel. Tetapi, tidak semua pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh beliau. Seperti menyeterika baju, membersihkan sela-sela dapur yang kotor, membersihkan kamar mandi, dan pekerjaan lainnya. Karena, bagi saya seorang suami belum begitu peka terhadap pekerjaan rumah tangga. Walaupun demikian, saya bersyukur beliau berkenan berkolaborasi dengan ku untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Tentu, masih banyak suami yang enggan membantu istri untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

Kolaborasi bersama suami untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga bukan merendahkan harga diri seorang kepala keluarga. Melalui kolaborasi ini, akan terjalin rasa memahami satu sama lain, kasih sayang serta menjadikan ikatan keluarga lebih kuat. Melalui kolaborasi ini, suami menjadi tahu bahwa pekerjaan seorang istri di rumah tidaklah simpel atau dikatakan suatu pekerjaan yang sepele. Terlebih, jika istri memiliki aktivitas di luar rumah seperti bekerja, tentu banyak waktu yang terbuang. Sehingga, beberapa pekerjaan rumah tangga ada yang terbengkalai, atau di tunda terlebih dahulu. Begitu pula seorang istri yang memiliki aktivitas di luar rumah seperti bekerja, maka ia akan menghargai usaha suami untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terhadap keluarga. Walaupun, ada beberapa kasus dijumpai bahwa istri tidak menghargai suami karena pendapatan yang diperoleh lebih besar dari suami. Tentu, hal ini tidak boleh dilakukan oleh istri. Karena bagaimanapun juga suami adalah kepela rumah tangga dan imam baginya.
 
  
        

Komentar

  1. Sangat terinspirasi dengan tulisan Ibu.

    BalasHapus
  2. Luar biasa Ibu Siti. Perempuan memang diciptakan hebat ya Ibu, multitasking. Semoga berkah ya Ibu hidupnya. Saya sebenarnya malah kebalikan. Weekend malah full jadwal mengajar. ☺ Apapun itu, semoga kita selalu menikmati dan mensyukuri. Terima kasih sudah memberikan catatan luar biasanya, Ibu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Pembelajaran Daring Berbantuan LKS Berbasis Tugas Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis"

7 Hari di Tulungagung