"Pembelajaran Daring Berbantuan LKS Berbasis Tugas Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis"

“Pembelajaran Daring Berbantu LKS Berbasis Tugas Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis”
                    Oleh: Siti Rodi’ah, S.Pd.I
          
        Selang lima bulan ini, pandemi covid-19 masih menjadi momok bagi masyarakat Indonesia. Karena masih ditemukan kasus orang terkomfirmasi di Negeri ini. Jumlahnya menunjukkan angka yang tidak sedikit. Beberapa sektor kehidupan menunjukkan kegoyahan akan keberadaan covid-19. Akibatnya beberapa sektor kehidupan mengalami perubahan sistem. Salah satunya adalah sektor pendidikan. Kita mengetahui bahwa salah salah satu kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar antara guru dan murid. Dimana kegiatan tersebut cenderung dilakukan di kelas. Yaitu interaksi antara guru, murid dan sumber belajar yang dilakukan di kelas. Tetapi, pandemi covid-19 mengalihkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring. Artinya pembelajaran dilakukan secara online, yaitu menggunakan aplikasi yang menghubungkan pesan guru dengan murid. Pesan tersebut berupa materi, pemberian soal-soal latihan maupun penugasan. Sehingga siswa mampu melakukan kegiatan belajar sesuai dengan intruksi dari guru.  
         Potret di lapangan menunjukkan bahwa anak-anak cenderung belajar secara instan. Dimana keberadaan teknologi sangat membantu mereka untuk mencari informasi berupa materi dan mencari jawaban dari tugas yang diberikan oleh guru. Siswa dihadapkan pada keleluasaan dalam menggunakan handphone untuk menunjang kegiatan belajar. Orang tua juga memberikan fasilitas menarik ditengah pembelajaran daring ini yaitu berupa handphone android, pengisian data, bahkan pemasangan Wifi di rumahnya. Seakan kondisi ini tak dapat dielakkan lagi. Potensi yang dimiliki oleh siswa telah dikerdilkan oleh keberadaan teknologi, jika mereka menggunakannya secara tidak bijak. Selain itu, kegiatan pembelajaran online ini, hanya terpaku pada pemberian materi berupa power point maupun penugasan berupa pengerjaan soal-soal latihan di LKS, buku penunjang dan buku siswa. Saya merasa keadaan ini tidak bisa untuk dibiarkan dalam jangka waktu yang lama. Mengingat siswa-siswi adalah generasi penerus bangsa, maka pembelajaran perlu diarahkan pada pembentukan keterampilan berpikir kritis.
          Mengingat salah satu dampak dari covid-19 adalah banyaknya pengangguran, maka proses pendidikan perlu dievaluasi. Berdasarkan hasil observasi penulis di lapangan bahwa kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru. Hal ini didukung dengan temuan dari berbagai artikel. Padahal di Indonesia sudah mengalami pergantian Kurikulum yaitu Kurikulum 2013. Dimana tujuan dari Kurikulum 2013 adalah mengembangkan keterampilan menalar, mengkomunikasikan, dan mencipta. Ditinjau dari proses pendidikan yang masih berpusat pada guru, tentunya siswa sangat kesulitan dalam mengembangkan keterampilan berpikir sesuai tujuan dari Kurikulum 2013. Sedangkan saat ini, dunia pendidikan terbelenggu pada suatu sistem baru yaitu aturan physical distancing yang menyebabkan pembelajaran berlaih pada sistem online. Tentnya siswa dihadapkan pada aktivitas belajar dengan membaca, menulis, dan mendengar. Jika desain pembelajaran hanya mengarah pada penugasan yang bersifat hafalan, maka aktivitas belajar siswa tidak mengarah pada ranah  memahami, menganalisa suatu permasalahan, dan memecahkan masalah yang dijumpai pada kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga potensi berpikir kritis pada siswa kurang terlatih. 
          Upaya mengatasi permasalahan tersebut adalah penggunaan LKS yang didesain dengan menggunakan tugas proyek.  Karena LKS memiliki peran yang esesnsial dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ditinjau dari karakterisitiknya, maka LKS dapat didesain sendiri oleh guru yaitu sesuai dengan kebutuhan, karakteristik peserta didik, dan karakteristik dari materi pelajaran. Selain itu, LKS memberikan peluang bagi siswa untuk belajar secara mandiri yaitu berupa petunjuk yang mampu yang mampu mengajak peserta ddik untuk beraktivitas dalam proses pembelajaran. Sedangkan tugas proyek adalah kegiatan yang memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan suatu pertanyaan maupun permasalahan yang menantang, sehinggga dapat menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri. Melalui aktivitas belajar berbantu LKS berbasis tugas proyek, maka peserta didik dapat mengembangkan keterampilan untuk berpikir kritis. Berikut hasil dokumentasi penulis saat melakukan penelitian pengambangan LKS berdasarkan tugas proyek pada pelajaran matematika:
                                                                      
           Berdasarkan dokumentasi tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Melalui petunjuk kegiatan proyek yang disajikan di dalam LKS. Siswa cenderung menuliskan hasil temuan dan kesimpulan berdasarkan pemikirannya yaitu sesuai hasil eksperimen yang telah dilakukannya. Siswa mampu memecahkan permasalahan dan mengambil keuputusan berdasarkan hasil mengonstruksi pengetahuan secara mandiri. Yaitu menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru yang diperoleh berdasarkan kegiatan eksperimennya. Sehingga dihasilkan produk berupa kesimpulan yang diciptakan secara mandiri dengan menggunakan bahasa sendiri. Tentunya, berpikir kritis adalah kunci kesuksesan bagi siswa dalam menemukan pengetahuan secara mandiri. Sehingga LKS yang didesain dengan tugas proyek mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis. 
            Penelitian tersebut dilakukan oleh penlulis pada masa pandemi covid-19. Tentunya penggunaan LKS berbasis tugas peroyek memberikan pengalaman belajar yang menarik bagi siswa di masa pandemi covid-19.

Komentar

  1. Mantab Ibu penelitian pengembangannya. Terkait berpikir kritis, menjadi teringat wacana pendidikan kritis oleh Prof Azyumardi Azra beberapa tahun silam. Luar biasa Ibu tulisannya.

    BalasHapus
  2. https://sitirodiah121.blogspot.com/2020/08/pembelajaran-daring-berbantuan-lks.html peserta lomba blog nomor 30

    BalasHapus
  3. Terimakasih mbk anis, sudah mampir di blog saya. Memang, saat ini perlu adanya stimulasi bagi anak dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis

    BalasHapus
  4. Terimakasih bapak wijaya sudah memberikan komfirmasi kepada saya. Dan saya ucapkan terimaksih telah berkunjung di blog saya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolaborasi dengan Suami Saat Weekend

Belajar Matematika: Melalui Praktek dan Implementasi