Menata Hati dan Fokus Pada Tujuan Awal

   Menata Hati Dan Fokus Pada Tujuan Awal
                 Oleh: Siti Rodi'ah

        Saat kegiatan pengabdian bersama di Watulimo, saya sempat ngobrol dengan teman sekelasku. Kebeetulan dia adalah bagian dari tim Visitasi S2 PGMI. Ya, kegiatan ini merupakan agenda wajib bagi dosen yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dosen kami yang bernama Pak Adi dan Pak Prim meminta bantuan kepada kami untuk membantu beliau dalam memperlancar kegiatan pengabdian masyaratak di Watulimo. Alkhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan lancar. Selesai acara pengabdian di Madin, kami pun diajak menikmati keindahan pantai Pasir Putih. Nah, disanalah saya dan teman sekelasku ngobrol. Ya, saya bertanya-tanya tentang aktivitasnya saat ini. Karena waktu itu, kami sudah tidak menjadi mahasiswa aktif. Kami pun sudah menyelesaikan tugas akhir dan diujikan di depan dewan penguji. Bahkan temanku sudah wisuda saat itu. Dalam mengisi waktu yang kosong, dia pun memberikan bimbingan belajar pada anak-anak SD. Selain itu, dia juga aktiv menulis pada suatu agen.

        Obrolan di pesisir Pasir Putih memberikan peluang bagiku untuk mengembangkan kemampuan menulis. Saya pun tak segan-segan mengingatkan jika ada lowongan penulis maka saya ingin diberikan informasi. Tetapi, dia menanggapi bahwa agen tersebut tidak memberikan fee yang banyak. Saat itu, saya berpkir ingin mengembangkan kemampuan menulis saja. Dan dia pun berkenan jika ada lowongan penulis lagi, maka saya akan dikabari olehnya.

         Selang satu bulan, dia pun mengirimkan informasi kepada saya terkait lowongan penulis. Tak menunggu berpikir panjang saya pun akhirnya langsung menghubungi nomor kontak yang dikirimkan olehnya. Setelah memperkenalkan nama dan berbagai identitas saya, akhirnya selang 3 jam ada komfirmasi dari pihak agen. Saya pun disuruh menulis tentang apa saja dan harus dikirmkan ke nomor beliau. Saya pun teringat sudah memiliki blog, akhirnya saya mengirimkan alamat blog saya kepada beliau. Selanjutnya, beliau pun memberikan komentar bahwa tulisan saya cukup lumayan. Tetapi, jika saya diterima menjadi penulis, maka artikel yang akan saya kerjakan tidak seperti tulisan yang ada di blog. Itulah pesan yang dikirimkan pada nomor Whatsap saya saat itu. 

         Pihak agen mengirimkan saya contoh artikel dan saya pun disuruh mengerjakan artikel dengan judul yang berbeda. Tentu, artikel ini juga harus ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan. Seperti penggunaan kata kunci, harus mengikuti kaidah penulisan yang baik, dan harus 100% unique. Dan penyelesaian artikel tersebut harus diselesaikan pada durasi waktu yang ditetapkan oleh pihak agen. Wah, ini adalah pengalaman yang luar biasa bagi saya. Karena ini adalah pengalaman pertama saya, artikel tersebut selesai dalam durasi tepat sesuai yang ditentukan. Saya pun harus berpikir keras dalam menyusun kalimat dan membangun ide menulis khususnya. Bahkan dalam satu artikel yang berisi 500 kata ini bisa saya selesaikan dalam kurun waktu 6 jam. Untuk mencapai 100 unique sangat berat saat itu. Akhirnya tulisan tersebut dapat saya kirimkan ke email editor juga.

      Keesokan harinya saya diberitahukan oleh pihak agen bahwa saya diterima untuk gabung menjadi penulis artikel. Saya pun diberi tahu tentang fee yang akan saya terima. Bagi saya cukup lumaya bisa dijadikan pemasukan tambahan sekaligus mengisi waktu longgar di rumah. Selain itu, saya menjadi terbiasa untuk sering menulis.

       Setelah saya dimasukkan pada grub obrol menulis, selang beberapa hari ada orderan. Yaitu 500 kata dan 300 kata. Saya pun dengan percaya diri mengambil 2 artikel yaitu 500 kata dan 300 kata. Tetapi oleh pihak adimin saya disuruh mengambil 1 artikel dulu. Jika sudah menyelesaikannya, saya diperbolehkan untuk mengambil lagi. Akhirnya saya pun mengambil 1 artikel 500 kata. Topik dan judul sudah ditetapkan oleh pihak agen. Selain itu, batas pengiriman deadline pun sudah ditetapkan.  Dan saya harus memastikan bahwa tulisan tersebut 100% unique. Tentu saya harus fokus di depan laptop. Dan sesekali saya lihat handphone untuk mencari bahan referensi. 

        Awal kali saya terjun di grub menulis, banyak waktu yang harus saya habiskan untuk menyelesaikannya. Ini adalah pengalaman pertama menulis artike dengan konten di luar apa yang penah saya pelajari sebelumnya. Beban pikiran ini sangat berat bagi saya. Tak heran saya harus menghabiskan waktu hingga 3 sampai 4 jam untuk menyelesaikan satu artikel. 

         Saya pun tak luput dari komentar editor yang kurang enak di hati. Bahkan di awal saya bergabung di grub menulis, ada beberapa artikel yang tidak sesuai dengan judul. Akhirnya, saya harus kembali menulis ulang. Kerja dua kali sangat melelahkan. Hal ini mengundang emosi dan membuang tenaga serta waktu. Tetapi, niat ini masih lurus yaitu mencari pengalaman menulis. Disamping itu, saya pun ingin mendapatkan penghasilan tambahan di rumah. Walaupun upah yang saya terima tidaklah banyak, tetapi dapat menjadi motivasi eksternal tersendiri bagi saya. 

         Satu bulan pun berlalu dengan berbagai drama sebagai penulis pemula. Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba juga. Saya mengirimkan nomor rekening. Tetapi, setelah saya dikirimkan hasil transferan, fee yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dikatakan sebelumnya. Niat ini kembali kendor. Saya pun merasa kurang tertarik untuk bergelut di grub menulis. Beberapa hari saya memikirkan apa yang harus putuskan kedepannya. Saat ada orderan, saya pun tidak seantusias seperti sebelumnya. Ternyata, bukan saya saja, anggota penulis yang lain pun juga seperti ini. Hingga, admin menghubungi para penulis dengan menelfon pada nomor Whatsap. Saya pun tidak mengangkat telfon tersebut.

         Setelah beberap hari, saya menghubungi teman sekelas. Dia adalah salah satu penulis di grub tersebut. Obrolan ini hanya memperjelas fee yang diterima oleh penulis. Memang, apa yang diutarakan oleh pihak admin sebelumnya ternyata adalah fee kotor. Ada potongan untuk editor maupun admin. Sehingga, kemarin yang diberikan itu, adalah fee bersih yang diterima oleh penulis. Obrolan ini memberikan gambaran pada saya untuk langkah kedepannya.

          Akhirnya, setelah saya berpikir selama dua minggu ada kemanantapan hati untuk melangkah selanjutnya. Saya pun kembali mengingat tentang tujuan menjadi penulis. Yaitu mencari pengalaman terkait penulisan. Akhirnya, saat ada orderan, saya pun berkenan mengambilnya. Walaupun, saat ini produktivitas tidak setara dengan sebelumnya. Dimana, pada bulan pertama saya dapat menyelesaikan sekitar 24 artikel. Tetapi, sekarang saya hanya menyelesaikan sekitar 10 artikel dalam satu bulan. Bagi saya ini adalah proses menata hati dan tujuan. 

         Seiring berjalannya waktu, saya bisa menyelesaikan satu artikel dalam durasi 1 jam lebih beberapa menit. Ternyata, proses untuk menulis itu sangat menarik. Kita merasa berat di awal, tetapi setelah terbiasa ide untuk menulis pun mengalir begitu saja. Saya pun harus merawat niat ini untuk mencari pengalaman bukan hanya sekedar mencari materi saja. Memang kalau di setarakan dengan materi yang diterima tidak seimbang dengan perjuangan yang kita lalui. Tetapi, saya harus menjalani proses yang panjang ini. Saya yakin suatu saat nanti akan ada manfaat bagi  perkembangan kualitas menulis saya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Pembelajaran Daring Berbantuan LKS Berbasis Tugas Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis"

Kolaborasi dengan Suami Saat Weekend

7 Hari di Tulungagung