Mencari Pengalaman Menulis Dimanapun

Mencari Pengalaman Menulis Dimanapun
                    Oleh: Siti Rodiah

Sejak mengikuti grup literasi yaitu SPK, Saya berusaha memberanikan diri untuk menulis di blog. Selanjutnya, saya mengirmkan alamat link tersebut di grub SPK maupun sebagai status di WA. Memang, awalnya saya merasa kurang percaya diri dari apa yang telah terlulis. Namun, seiring berjalannya waktu ,rasa kurang percaya diri mulai menurun. Walaupu demikian, bukan berarti kualitas tulisan saya sudah baik, tetapi saya tetap harus berusaha memperbaiki tatanan kalimat. Karena menulis sangat erat sekali dengan aktivias merangkai kata, menghubungkan kalimat dan paragraf. Sehingga menjadi satu kesatuan yang memiliki alur dan cerita yang menarik untuk dibaca oleh orang lain. Tentunya, bukan perkara mudah untuk menarik perhatian orang lain agar mau membaca tulisan Saya sampai tuntas. Atau hanya sekedar membaca tulisan sekilas saja. Dan blog adalah salah satu media saya untuk mengeksplor apa yang saya fikirkan yang selanjutnya tertuang dalam rentetan tulisan.

Mengikuti grub literasi menjadikan diri ini berusaha rutin menulis. Karena di grub sudah diberikan jadwal untuk mengirim tulisan melalui alamat url. Setelah kita mengirimkan alamat tersebut di grub, ada anggota grub yang bersinggah di blog dan membaca tulisan kita. Tak jarang beberapa anggota grub memberikan komentar yang postif. Sehingga kita menjadi lebih termotivasi untuk menulis. Selain menjadikan kita rutin menulis, budaya membaca mulai tertanam. Ya, setiap hari ada anggota grub yang mengirimkan tulisan. Jadi, kita seyogyanya membaca karya dari kawan-kawan. Hal ini mengarahkan kita untuk membudaya menulis dan membaca. Tentunya, mengikuti grub literasi ini memberikan pengalaman yang berharga bagi saya.

Selain mengikuti grub literasi, saya juga mengikuti antologi buku. Walaupun kesempatan ini tak sering saya peroleh. Biasanya setiap 3 bulan sekali atau 2 bulan sekali ada dosen yang memberikan informasi terkait penulisan buku antologi. Saya tidak segan-segan mengikuti pengalaman tersebut. Walaupun kualitas menulis ini masih sangat jauh dibandingkan yang lain. Tetapi, rasa percaya diri untuk berani tampil harus dipupuk dalam hati ini. Alkhamdulillah sudah terkumpul 4 buku antologi. Bahkan jika saya membaca tulisan saya dan dibandingkan dengan tulisan yang lain, hati ini merasa malu sendiri. Ya, penulis pemula seperti saya masih butuh banyak belajar. 
Sering berjalannya waktu, saya mendapatkan tawaran dari teman untuk melamar menjadi penulis artikel. Karena sedang butuh tenaga penulis. Saya tak banyak berpikir, akhirnya menghubungi nomor pihak jasa pembuatan artikel tersebut. Setelah menunggu beberap jam, WA saya dibalas olehnya. Dan saya ditanya tentang pengalaman menulis. Akhirnya, tulisan yang ada di blog saya kirimkan. Tahap selanjutnya, pihak agensi memberiikan saya pekerjaan menulis. Dimana tema dan waktu penyelesaian sudah ditentukan. Selain itu, standar penulisan juga tak luput dari pengiriman di WA saya. Sayapun diberikan contoh penulisan artikel. Setelah saya buka, wah…ini hal baru. Bukan artikel yang bertema akademik, melainkan kita memberikan beberapa informasi yang mendukung pembaca agar tertarik menggunakan jasa clien. Dan saya tak segan untuk memulai menulis apa yang disuruh oleh pihak agensi.

Tulisan pertama saya masih terbilang kaku, tetapi cukup diterima oleh mereka. Akhirnya, saya diterima bergabung menjadi tim penulis. Menurut saya, ini tidak apa-apa dicoba. Walaupun bukan mengarah pada ranah akademik, melainkan ranah lain, tetapi saya menganggap ini adalah bagian pengalaman untuk menekuni literasi. Pada awal-awal saya mengambil orderan menulis, banyak sekali kesalahan yang tampak. Bayangkan saja, saya harus menulis dengan tema yang ditentukan, kata kunci yang harus dicantumkan, dan deadline setoran tulisan juga telah ditentukan. Bukan hanya itu saja, hasil tulisan saya harus dikirim ke editor. Dan editor tak segan-segan memberikan komentar pedas. Bahkan tulisan saya katanya kurang kreatif, dan monoton. Saya juga pernah harus menulis ulang karena tulisan tidak sesuai judul yang diminta. Seharian saya harus berkejaran dengan waktu. Laptoppun jarang saya matikan, kalaupun harus mengerjakan hal lain, maka laptop ini saya sleep.  

Lambat laun, tulisan saya mengalami peningkatan. Walaupun belum sepenuhnya bagus. Editor masih memberikan catatan pada saya tentang hasil tulisan. Saya harus memperbaiki kekurangan ini, terutama apa yang dicatatkan oleh editor. Wah, sungguh luar biasa bagi Saya. Walaupun dari segi finansial tidak sebanding dari apa yang kita korbankan. Mulai membaca referensi, memikirkan judul yang menarik, mengolah kata, dan memastikan apa yang saya tulis 100% unik. Tetapi, tidak harus diorientasikan pada penghasilan saja. Ini adalah wadah untuk berproses literasi. Karena untuk menjadi penulis yang baik, maka harus banyak pengalaman menulis dan membaca. Disini, saya menjadi termotivasi lagi untuk giat menulis dan membaca. Bahkan tim editorpun memberikan saran bagi para menulis untuk tekun membaca. Agar menghasilkan tulisan yang menarik untuk dibaca.

Sepenggal pengalaman ini, memberikan saya pemikiran tentang literasi. Bahwa pengalaman menulis dapat dilakukan dimana saja. Tidak hanya bergelut pada orientasi akademik seperti dunia pendidikan, melainkan bidang lain. Yang terpinting dapat dijadikan wahana bagi kita untuk terus belajar menulis. Karena menulis yang bagus butuh proses yang panjang. Sehingga, kita sebaiknya menyempatkan diri untuk menulis dan membaca setiap harinya. Dengan mengikuti grub menulis, antologi buku, maupun agensi menulis maka mau tidak mau ada waktu yang kita luangkan untuk kegiatan menulis dan membaca.   

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Pembelajaran Daring Berbantuan LKS Berbasis Tugas Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis"

Kolaborasi dengan Suami Saat Weekend

7 Hari di Tulungagung