"Media Tanah Sebagai Alternatif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini"

           Saya memiliki seoarang anak perempuan yang umurnya masih enam tahun. Saat ini, dia memasuki jenjang Sekolah Taman Kanak-Kanak. Sebelumnya dia sudah mengenyam di jenjang yang sama. Tetapi dulu masih kelas A, dan sekarang dia sudah naik ke kelas B. Walaupun demikian, dia hanya menikmati suasana belajar di kelas selama delapan bulan. Karena ada wabah covid-19, sampai sekarang dia belum masuk sekolah lagi. Hmm...saya sendiri juga kasihan melihatnya hanya belajar di rumah saja.
          Saat dia memasuki jenjang kelas B, saya mencoba menstimulasinya untuk belajar membaca dan menulis. Bisa dibayangkan akan kesulitan saya untuk mengajarinya membaca dan menulis. Dia tipe anak yang cepat bosan dan sering mengalami penurunan motivasi. Akibatnya jika ada suatu kesulitan dalam aktivitas belajarnya, dia menunjukkan sikap penolakan. Katanya capek, tidak bisa, sulit, tidak mau, dan berbagai ungkapan lain yang keluar dari bibirnya. Ya, saya mencoba untuk beraabar. Saya sendiri memahami kondisinya yang belum siap untuk belajar membaca dan menulis. Walaupun di luar sana sudah ada anak seusia anak saya yang sudah bisa membaca dan menulis, tapi saya memahami bahwa setiap anak itu unik. Jadi tidak bisa disamakan antara satu dengan yang lain.
          Akhirnya, saya mengajaknya ke toko buku. Saya arahkan dia untuk membeli buku seusuai kebutuhannya yaitu buku cerita dan buku belajar membaca. Diapun berkenan untuk memilih buku tersebut untuk dimasukkan ke dalam keranjang. Sesampai di rumah, dia mencoba untuk mempelajarinya. Tentunya hal ini dia lakukan bersama saya. Ya, saya harus menjadi partner yang solid baginya. Saya senang melihatnya mulai ada kemauan untuk belajar membaca.
          Seiring berjalannya waktu, dia sudah bisa membaca. Tetapi ada permasalahan lain yang belum terselesaikan yaitu "menulis". Dia masih belum semangat untuk belajar menulis. Karena alasannya sulit. Saya mencoba untuk menstimulasi menyebutkan nama-nama sederhana. Tetapi dia menolak. Walaupun terkadang saat hatinya tenang, dia berkenan untuk belajar menulis. Itupun hanya durasi sepuluh menitan. Ya, tidak apa-apa harus sabar. Terkadang saya terbawa emosi juga. Saat saya melihatnya marah-marah akan ketidakbisaan menulis. Walaupun sebelumnya sudah saya berikan contoh maupun sebenarnya dia sudah tahu bentuk hurufnya seperti apa. Ya, beginilah sensasi "momong" anak.
          Kemarin saya mengajaknya untuk melakukan aktivitas bersepeda di halaman samping rumah. Saat dia merasa capek bersepeda, diapun bermain di halaman. Saya lihat dia menggambar di atas tanah. Lalu saya mencoba untuk menstimulasinya belajar menulis. Ternyata dia memberikan tanggapan yang baik. Saya memulainya dengan kata sederhana yang ada disekitar halaman. Saya menyuruhnya untuk menuliskan kata tersebut di atas tanah. Dia menulisnya dengan perasaan senang tanpa beban. Dia menuliskan kata tersebut dengan batang kayu mangga yang kecil dan sedikit runcing. Wah, ternyata tulisannya sudah benar dan sesuai dengan kata yang saya ucapkan.
          Saya melihat dia belajar dengan sepenuh hati. Jika ada kesalahan, dia tidak langsung marah. Tetapi dia menunjukkan senyuman. Dan dia menanyakan ke saya tentang huruf yang lupa atau strtuktur hurufnya seperti apa. Lalu dia membenahi dengan perasaan tenang. Saya sendiri juga merasa rileks mengajarinya di halaman rumah.
          Tanah dapat dijadikan media bagi anak usia dini untuk belajar menulis. Dimana media tanah identik dengan lingkungan di luar rumah. Di sekeliling tanah menyediakan suasana yang nyaman. Selain itu, tanah memiliki tekstur yang padat dan mudah untuk dihapus. Hal ini menjadikan tingkat kekhawatiran pada anak akan bentuk-bentuk kesalahan belajarnya menjadi rendah. Anakpun merasa enjoy untuk belajar menulis tanpa dibatasi dengan ukuran kertas atau garis pada buku. Selain itu, jika anak bosan dengan aktivitas menulis, dia bisa bereksplorasi dengan menggambar. Jadi, tanah adalah salah satu media yang efektif untuk menstimulasi anak belajar menulis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Pembelajaran Daring Berbantuan LKS Berbasis Tugas Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis"

Kolaborasi dengan Suami Saat Weekend

7 Hari di Tulungagung