Belajar Matematika: Melalui Praktek dan Implementasi
Banyak anak-anak yang merasa tidak senang dengan pelajaran matematika. Karena banyak hal-hal yang harus dihafalkan. Sebut saja rumus dan definisi. Disisi lain, cara guru mengajar hanya berorientasi pada pembahasan soal-soal matematika. Dimana untuk dapat mengerjakan soal-soal matematika, maka anak-anak harus bisa menguasai materi prasyarat. Tentunya materi prasyarat tersebut selalu berhubungan dengan rumus dan definisi. Memang matematika memiliki objek yang abstrak berupa rumus dan definisi.
Seringkali anak-anak terjebak dengan mindset bahwa matematika adalah pembelajaran berhitung dan hafalan rumus serta definisi. Padahal bukan seperti itu orientasi dari pelajaran matematika. Yaitu menghubungkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari. Mungkin bukan hanya siswa yang terjebak dengan mindset tersebut, guru pun juga terjebak dengan mindset tersebut. Sehingga pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru hanya mengarah pada latihan soal. Sedangkan metode yang digunakan hanya mengarah pada ceramah. Siswa bertindak sebagai penerima informasi yang pasif, sedangkan guru sebagai transfer of knowledge
Akhirnya siswa merasa sulit dalam mempelajari matematika. Sehingga tidak senang belajar matematika. Jika belajar matematika diarahkan pada praktek secara langsung, yaitu mencari sendiri definisi dan rumus, tentu suasana pembelajaran matematika menjadi berbeda. Keadaan seperti ini lebih bersahabat dengan anak-anak. Terutama pada jenjang sekolah dasar, dimana perkembangan kognitif masih berada pada tahap berpikir konkrit. Artinya untuk memahami materi matematika yang abstrak, anak memerlukan suatu objek yang konkret. Objek konkret dapat berupa aktivitas nyata berupa praktek.
Hasil penelitian yang saya lakukan, bahwa pembelajaran matematika secara nyata yaitu siswa menggali pengetahuan melalui aktivitas secara nyata, maka akan berpengaruh terhadap pemahaman matematika. Tentunya, siswa dapat mengimplementasikan pengetahuannya melalui latihan soal. Bentuk aktivitas ini misalnya memcari definisi sudut dengan menyusun batang korek api menjadi sebuah sudut. Dimana dari praktek tersebut, siswa dapat menemukan titik sudut, kaki sudut, penamaan sudut, serta definisi dari sudut tersebut. Tentunya pembelajaran yang seperti ini jauh dari kumpulan rumus maupun definisi yang harus dihafal.
Beban kognitif yang dihadapi siswa lebih menurun dengan sajian pembelajaran matematika secara praktek yang nyata. Sehingga anak akan merasa senang dengan matematika. Hal ini berimplikasi bahwa anak merasakan kedekatan dengan matematika. Karena matematika bagian dari aktivitas kehidupan anak sehari-hari. Secara tidak langsung anak-anak dapat menghubungkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari.
Mantab
BalasHapusTerimaksih Pak
BalasHapusBermanfaat
BalasHapusTerimkasih telah membaca tulisan saya. Maaf hanya menorehkan sedikit tulisan. Semoga di tulisan berikutnya semakin baik
BalasHapus