" Lebih Bijak dengan Sampah"

          Sampah adalah bagian yang tak terpisahkan dengan aktivitas manusia. Sampah merupakan limbah yang berasal dari aktivitas manusia. Limbah tersebut sering memberikan problem tersendiri terhadap ekosistem. Dimana ekosistem tersebut terdiri dari berbagai makhluk hidup dan benda mati yang menghimpun menjadi satu kesatuan dalam suatu wilayah tertentu. Keberadaan sampah ditengah-tengah ekosistem yang terjalin dengan harmonis, memberikan efek negatif bagi kelangsungan ekosistem tersebut. Sebut saja makhluk hidup yang terhimpun dalam ekosistem tersebut. Seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Hal-hal negatif yang diakibatkan oleh sampah adalah pencemaran lingkungan, polusi udara, banjir, berkurangnya lahan kosong, dan lain sebagainya. Tentunya hal tersebut terjadi karena banyaknya sampah yang tak dikelola secara bijak. 
          Setiap hari manusia menghasilkan sampah. Jika dikalkulasi dalam satu minggu, sudah berapa kg sampah yang dihasilkan oleh setiap manusia yang tinggal di bumi ini. Atau dalam sehari saja, di lingkungan keluarga kita, berapa jumlah sampah yang dihasilkan dalam sehari. Mungkin jika kita mencermati per-hari belum tampak berapa banyaknya sampah yang kita hasilkan. Namun kalau sudah empat hingga tujuh hari baru tampak banyaknya sampah yang kita hasilkan. 
       Berkaitan dengan sampah, memang sangat miris sekali di Negeri ini. Di media sosial tak luput dari berbagai kritikan dan sorotan perihal sampah. Tetapi itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab pribadi sebagai manusia yang diberikan akal untuk menjaga lingkungan. Banyak orang yang seenaknya membuang sampah secara sembarangan. Walaupun mereka tahu dimana membuang sampah tersebut. Bahkan tempat pembuangan sampah pun telah tersedia. Seperti di tempat umum, kita sering menjumpai orang membuang bungkus makanan secara sembarangan. Dan pastinya di tempat umum tersedia tong sampah. Memang kebiasaan membuang sampah di tempatnya perlu dijadikan sorotan bagi kita semua. Untuk melestarikan lingkungan yang telah Allah titipkan kepada kita. Lingkungan yang harus dijaga kelestariannya, demi kelangsungan hidup di masa mendatang.
          Perihal sampah, saya mempunyai sedikit cerita yang diambil dari potret di lingkungan sekitar rumah. Rumahku memiliki halaman yang lumayan luas. Sehingga saya tak bingung untuk membuang sampah setiap harinya. Bahkan tetangga sekitar rumah ada juga yang numpang membuang sampah. Hmm… mungkin karena rumah mereka terlalu sempit. Atau memang sengaja tidak menyediakan tempat pembuangan sampah di rumahnya. Saat pagi hari, Bapak melihat setumpuk sampah di halaman rumah. Padahal sorenya tak menjumpai sampah di halaman. Ntah siapa yang sengaja membuang sampah di halaman rumah. Sikap marah yang tertuang dalam benak Bapak adalah ekspresi yang wajar. Hal ini juga tidak hanya sekali atau dua kali, bahkan berkali-kali. Padahal Bapak juga sudah memberikan suatu himbauan yang ditulis pada sebilah kayu yang berbunyi “Jangan membuang sampah di sini!”. Tetapi seolah tulisan tersebut telah diacuhkan oleh pelaku pembuang sampah itu. Namun ada salah seorang tetanggaku yang bertanggung jawab dengan perbuatannya. Dia membakar sampah yang dibawa ke halaman rumah saya sampai habis. 
         Ketika sore hari, saya mengajak anak pergi ke tetangga. Karena anak saya ingin bermain dengan teman sebaya. Maklum dari pagi sampai sore di rumah terus. Jadi dia merasa bosan di rumah. Terlihat sekarung sampah siap untuk didistribusikan ke tempat pembuangan sampah. Lokasinya berada di lapangan. Saya lihat antara sampah plastik dan sampah non plastik tak dipisahkan. Semuanya dihimpun menjadi satu wadah. Sampah-sampah tersebut tak dipilah-pilah. Padahal kalau jenis sampah plastik itu bisa dibakar. Ditinjau dari keadaan rumahnya, cukup memiliki lahan untuk mengolah sampah. Misalnya saja sampah plastik tersebut dibakar. Karena waktu untuk mengurai sangat lama. Sedangkan sampah non plastik dapat dibuang ke tempat pembuangan sampah. Hal ini dapat meminimalisir jumlah timbunan sampah. Saya lihat di tempat pembuangan sampah sudah ada anjuran untuk memisahkan antara sampah plastik dan non plastik. Tetapi masih banyak orang yang tak memperdulikan anjuran tersebut.
         Berdasarkan uraian di atas, memang sekiranya kita harus bijak dengan sampah. Minimal kita memilah jenis sampah sebelum menghimpunnya jadi satu. Jika rumah kita terlalu sempit dan tak ada lahan untuk mmengolah sampah, maka bolehlah kita memilih untuk membuangnya ke tempat pembuangan sampah. Asalkan sampah sudah dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya. Tetapi jika di rumah kita ada sedikit lahan untuk mengolah sampah, minimal menyediakan tempat pembakaran sampah plastik, maka seyogyanya kita gunakan lahan tersebut sebagai tempat pengolahan sampah. Setiap hari kita harus memperhatikan sampah yang sudah kita hasilkan dari aktivitas sehari-hari. Diperlukan penyediaan dua tempat sampah. Yang mana masing-masing mengidentifikasikan jenis sampah. Tujuannya agar kita mudah dalam mengolahnya. 
          Saya lihat ditetanggaku ada yang perhatian dengan sampah. Didepan rumahnya yang tak terlalu luas, disediakan tempat pembakaran sampah plastik. Walaupun tak tiap hari mereka melakukan pembakaran sampah, tetapi jika sampah sudah memungkinkan untuk dilakukan pengolahan, mereka biasa membakarnya di tempat yang telah disediakan. Untuk sampah non plastik, mereka biasa membuangnya ke tempat pembuangan sampah. Sikap perhatian terhadap sampah perlu ditanamkan sejak dini. Minimal di lingkungan keluarga. Agar lingkungan tetap terjaga akan kelestariannya.  
  

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Pembelajaran Daring Berbantuan LKS Berbasis Tugas Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis"

Kolaborasi dengan Suami Saat Weekend

7 Hari di Tulungagung