Arah Pembelajaran Jarak Jauh

         Pandemi covid-19 masih belum menunjukkan selamat tinggal di Negeri ini. Setiap hari selalu ada kasus yang terkomfirmasi covid-19. Sehingga aktivitas pendidikan masih dilakukan secara daring. Karena dikhawatirkan bahwa sekolah menjadi kloter penyebaran covid-19. Tentunya kegiatan belajar mengajar tetap menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh. Dimana aktivitas belajar siswa dilakukan di rumah. Sedangkan guru memberikan pembelajaran kepada siswa melalui teknologi.
          Tak terasa pembelajaran jarak jauh sudah berlangsung selama enam bulan. Berbagai problem telah menyelimuti proses pembelajaran jarak jauh. Mulai dari kondisi keuangan, penyediaan fasilitas pembelajaran daring, keadaan daerah yang sulit untuk dijangkau sinyal, keadaan orang tua dan siswa yang belum siap dengan sistem pembelajaran baru, dan pembelajaran guru yang monoton. Hal ini lumrah terjadi karena sebelumnya dunia pendidikan belum pernah melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Dimana idealnya pembelajaran dilakukan di kelas
          Saya belum menjadi seorang guru. Tetapi suatu saat nanti saya ingin menjadi guru. Ya, karena sebelumnya saya masih menempuh studi magister. Jadi saya masih fokus untuk belajar dulu. Alkhamdulillah sekarang saya sudah menyelesaikan studi magister. Sehingga saya hanya bisa menjadi seorang penonton terhadap proses pendidikan, yaitu melalui potret yang terjadi di lapangan.
         Media sosial tak ketinggalan dalam meliput problematika pembelajaran jarak jauh. Ujung-ujungnya yang dipermasalahkan adalah keadaan. Tetapi kita tidak bisa menampikkan keadaan yang mengaharuskan pada perubahan sistem baru. Memang menjalani sistem baru sangatlah sulit. Karena sebelumnya kita belum pernah dihadapkan pada penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh. Sehingga dari sisi pengalaman masih minim sekali. Wajar saja problematika ini muncul.
          Bertolak dari berbagai problem atau kendala yang ditimbulkan oleh pembelajaran jarak jauh, saya mencoba menganalisa arah pembelajaran jarak jauh sampai saat ini. Berdasarkan potret di lapangan bahwa guru cenderung memberikan soal-soal latihan maupun tugas untuk mengerjakan buku. Seolah pembelajaran jarak jauh ini hanya sebatas ajang evaluasi guru terhadap siswa. Padahal jika guru lebih kreatif, moment pembelajaran jarak jauh ini dapat menjadikan siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Melalui kegiatan penemuan yang telah didesain oleh guru dengan berbantuan LKS atau teknologi. Tetapi sayangnya tidaklah demikian. 
          Para orang tua mulai khawatir dengan kondisi anaknya. Sehingga mereka mencarikan guru les, atau mendaftarkan anaknya di tempat bimbingan belajar. Tujuannya agar anaknya bisa mempelajari materi dengan mudah. Melalui sistem pembelajaran yang statis terpaku pada penugasan, pola belajar siswa bersifat mekanistik. Tak heran tempat les sebagai ajang untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah yaitu menjawab soal. Bukan untuk mengembangkan pengetahuannya. 
          Jika pembelajaran jarak jauh ini hanya terpusat pada pengerjaan soal-soal di buku, maka akan mengarahkan pada pola belajar instan. Banyak sekali peluang bagi siswa untuk memperoleh jawaban yang benar. Yaitu melalui teknologi. Dimana saat ini siswa sangat dekat dengan teknologi yang memberikan segudang informasi sesuai kebutuhan siswa. Selain itu, menjamurnya tempat bimbingan belajar di sekitar rumah siswa yang menjadikan kemudahan baginya untuk menyelesaikan pengisian jawaban LKS atau buku siswa. Maka perlu inovasi bagi guru untuk mendesain pembelajaran ke arah penemuan. Melalui proses penemuan siswa dituntut untuk berpikir kritis dan berani dalam mengungkapkan idenya.
          Banyak sekali peluang bagi guru dalam mengembangkan kompetensinya. Melalui situs google, guru dapat mencari informasi terkait inovasi pembelajaran yang cocok untuk situasi saat ini. Atau langsung ke situs sinta, schimago yang langsung pada penemuan penelitian yang sudah diuji cobakan sebelumnya. Jika pembelajaran terus statis pada model mengerjakan soal latihan, maka lambat laun akan terjadi penurunan hasil belajar siswa. Dan ini dapat dilihat ketika pembelajaran tatap muka mulai berlangsung lagi.
          

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Pembelajaran Daring Berbantuan LKS Berbasis Tugas Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis"

Kolaborasi dengan Suami Saat Weekend

7 Hari di Tulungagung