"Upaya Meningkatkan Metakognisi Siswa Melalui Evaluasi Hasil Belajar"

 “Upaya Meningkatkan Metakognisi Siswa Melalui Evaluasi Hasil Belajar”

         Proses pendidikan identik dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa. Output dari kegiatan pembelajaran mengarah pada hasil belajar siswa. Dimana hasil belajar merupakan acuan bagi guru dalam menilai keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Yaitu berupa nilai atau skor yang ditunjukkan pada suatu bilangan terhadap hasil jawaban siswa. Tentunya segala apa yang ditulis atau diucapkan oleh siswa dalam menjawab suatu pertanyaan, disesuaikan dengan pemahaman siswa terhadap suatu konten. Hasil beajar dapat diukur dari segi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Idealnya hasil belajar diarahkan pada aspek kognitif. Karena penilaian aspek kognitif dapat menafsirkan pemahaman siswa terhadap konsten yang telah dipelarinya. Harapan guru yaitu semua siswa memperoleh hasil belajar yang baik. 

         Seringkali hasil belajar digunakan sebagai ajang untuk mengevaluasi tingkat kesuksesan dari strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Padahal pada proses pembelajaran, siswa melakukan aktivitas internal yaitu proses berpikir. Aktivitas berpikir ditandai dengan menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru. Guru tidak akan memahami apa yang dipikirkan oleh siswa jika tidak melakukan interaksi kepada siswa. Melalui pemberian pertanyaan berupa verbal atau tulisan. Selanjutnya siswa akan memberikan umpan balik berupa bahasa atau ucapan dan tulisan. Dimana segala yang diucapkan maupun dituliskan oleh siswa, tentunya disesuaikan dengan pemahaman siswa terhadap suatu konten. Sehingga proses pengungkapan ide siswa cenderung mengarah pada hasil belajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Tetapi guru cenderung mengevaluasi hasil belajar dari kacamata eksternal. Salah satunya adalah strategi pembelajaran yang telah digunakannya. Padahal aspek internal siswa, misalnya proses bepikir adalah ssesuatu yang sangat fundamental. Karena berkaitan dengan objek dan tujuan pembelajaran.

         Proses berpikir dalam diri siswa secara individual disebut sebagai metakognisi. Siswa dituntut untuk melakukan pemikiran terhadap proses belajar yang telah dilaluinya. Berkaitan dengan evaluasi hasil belajar, maka metakognisi dapat diterapkan sebagai sarana siswa untuk mencari penyebab mengapa dia tidak paham terhadap materi A. Apakah strategi pembelajaran guru kurang efektif? Apakah siswa tidak minat dengan materi A? Atau apakah mereka kesulitan dalam mempelajari materi A?. Melalui pertanyaan – pertanyaan inilah, guru dapat memahami skat-skat yang menghalangi siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan secarik kertas kepada siswa untuk menuliskan isi hatinya yang dipandu oleh guru. Atau guru menanyakan secara langsung kepada siswa tentang materi yang kurang dipahami oleh siswa. 

         Metakognisi membantu siswa untuk mencari solusi pada kesulitan belajar mereka secara mandiri. Mencari solusi secara mandiri perlu untuk dilatih kepada siswa agar terbiasa melakukan pemecahan masalah dan berpikir kritis. Siswa dapat memantau tingkat pemahaman terhadap suatu konten secara mandiri dan bertanggung jawab akan pemilihan dari solusi yang dipilihnya. Melalui proses pemecahan masalah dan berpikir kritis, siswa menemukan sebuah solusi. Selanjutnya siswa melakukan suatu perencanaan, pengarahan, dan evaluasi terhadap solusi yang telah dipilihnya. Tentunya melalui hasil belajar yang telah diperolehnya, siswa dapat melakukan evaluasi secara mandiri dalam menyusun strategi metakognisi. Melalui kemampuan dalam menyusun strategi metakognisi, siswa menjadi pembelajar mandiri. 

           Pada hakekatnya proses pendidikan merupakan rangkaian kegiatan yang mengantarkan siswa untuk menjadikan pribadi mandiri dan memiliki skill. Dimana segala kemampuan tersebut akan dijadikan bekal hidup dimasa mendatang. Evaluasi belajar merupakan tolak ukur siswa dan guru terhadap tingkat keberhasilan dari serangkaian kegiatan proses pendidikan.          

Komentar

  1. Saya sebagai orang tua lebih bahagia membaca hasil evaluasi guru terhadap hasil belajar anak saya yang bersifat kualitatif daripada kuantitatif. Membaca uraian guru tentang anak saya, rasanya bisa ikut mengalami bagaimana proses belajar ananda. Apresiasi untuk para guru👌

    BalasHapus
  2. Terimakasih mbk eka dan Bu Nur sudah memberikn apresiasi pada tulisan saya. 🙏

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Pembelajaran Daring Berbantuan LKS Berbasis Tugas Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis"

Kolaborasi dengan Suami Saat Weekend

Belajar Matematika: Melalui Praktek dan Implementasi